Matahari tersenyum lebar melihat kesyahduan para santri yang
berbaris rapi menyayikan lagu indonesia raya, namun batinnya berbisik “inikah
merdeka?, apakah merdeka hanya tentang upacara dan bendera” bisikan itu
menggema ke seluruh penjuru nusantra membuat waktu berhenti bergerak.
KH Yazid Karimullah melangkah menjuju mimbar, hendak memberi amanat kepada
seluruh hadirin seakan mendengar batin bisikan matahari. Beliau berkata “80
tahun negri ini merdeka, angka yang cukup dewasa” kami hanya terdiam membuka
telinga selebar lebarnya berusaha mencena ucapan beliau, “apakah kalian
merasakita sudah berada di kemerdeakaan haqiqi, merdeka yang benar-benar merdeka,
kelaparan dimana-mana, politik tak menentu, penindasan rakyat asing kepad
pribumi, merdeka bukan hanya tentang bendera yang berkibar tinggi atau upacara
yang berjalan rapi, melaikan tentang sejahtera yang menyekuruh, tentang
terealisasinya teks pancasila yang dibacakan tadi. Jadi saya menitipkan kepada
kalian semua disini, terutama bagi para guru agar mampu membimbing, merajut dan
membentuk para santrinya supaya bisa menjadi pemuda yang tak hanya mampu
membacakan dan menghafal teks pancasila tapi juga merealisasikannya kepada
seluruh nusantara.
شباب اليوم رجال الغد
" pemuda hari ini adalah pemimpin
masa depan"
حَيَاةُ الفَتَى والله بالعلِمِ والتّقُىَ …
إذَا لَمْ يَكُونَا لا اعتبارَ لِذَاتِهِ
Demi Allah, kehidupan manusia ditentukan oleh ilmu dan ketakwaan.
Apabila keduanya sudah tidak ada, maka tidak ada lagi harga diri pada dirinya
Komentar
Posting Komentar